Kenapa Orang Tua Suka Membandingkan Anaknya

Kenapa Orang Tua Suka Membandingkan Anaknya

Dampak Negatif Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Efika menjelaskan beberapa dampak yang muncul secara psikologis pada anak yang sering dibandingkan, antara lain menurunkan rasa percaya diri anak, membuat anak menarik dir dari interaksi sosial, hingga menimbulkan persaingan antar saudara.

“Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat mengalami berbagai dampak psikologis. Misalnya, mereka mungkin merasa tidak cukup baik, yang bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Hal ini juga bisa mengurangi rasa harga diri dan keyakinan mereka pada kemampuan sendiri. Jika perbandingan ini terus-menerus terjadi, anak mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan bahkan dari orang tua mereka. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya persaingan antar saudara kandung.” imbuh Efika.(*)

Baca juga : Orang Tua, Pahami Bentuk Bercanda dengan Anak Secara Tepat dan Tidak!

Takut anaknya menjadi kurang mandiri

Orangtua yang sering membandingkanmu dengan orang lain juga bisa berarti bahwa mereka takut kamu menjadi kurang mandiri. Sekalipun orangtuamu kaya raya dan serba berkecukupan, bukan berarti bahwa kamu bisa seenaknya saja.

Kamu tidak boleh hanya mengandalkan kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan oleh mereka. Tetap harus berusaha dan berjuang untuk bisa sukses dan berhasil seperti mereka juga. Bukan malah sebaliknya, terlalu bergantung pada orangtua sehingga kamu jadi tidak mandiri.

Kenapa orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain?

Sebenernya, kebiasaan membanding-bandingkan ini adalah insting dasar manusia loh, Perseners!

Aku yakin, kamu juga sering banget kan membandingkan sesuatu, gak harus membandingkan diri dengan orang lain aja. Sesimpel ngebandingin cara makan bubur ayam, diaduk atau gak. Iya gak? Orang-orang ngebandingin dua hal ini sampe berantem.

Sama kayak orang tua. Kebiasaan orang tua membandingkan anaknya dengan orang lain, juga berasal dari insting dasarnya sebagai manusia.

Membandingkan adalah cara berpikir rasional manusia untuk mengetahui dan membedakan mana yang baik dan yang jahat, suka atau gak, dan hal ini biasanya terjadi tanpa kita sadari.

Jadi udah kayak hal biasa aja sih, kalau ngeliat dua hal yang sama atau mirip, kita langsung nyari bedanya dan ngebandingin mana nih yang lebih baik atau lebih bagus.

Teori dan Penyebab Orang Tua Membandingkan Anak

Sebelum membahas dampak, mari bahas mengenai faktor pendorong yang membuat orang tua membandingkan anak. Sebagai Psikolog, Efika menjelaskan bahwa terdapat 2 perspektif yang dapat menjelaskan fenomena membandingkan anak dalam pengasuhani, yaitu social comparison theory & expectancy value theory.

“Penyebab umum kecenderungan orang tua membandingkan anaknya, dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu social comparison theory; teori ini menjelaskan bahwa orang tua secara alami membandingkan kemampuan dan pencapaian anak untuk memastikan mereka berkembang sebagaimana mestinya. Kemudian expectancy value theory, yang menggambarkan bagaimana harapan orang tua terhadap anak dapat mendorong mereka membandingkan satu anak dengan yang lain berdasarkan sejauh mana mereka memenuhi ekspektasi tersebut.” jelas Efika.

Sementara itu, seringkali orang tua membandingkan anak untuk memotivasi, yang padahal berdampak negatif pada anak.

“Tidak jarang orang tua juga menyampaikan cenderung membandingkan anaknya dengan tujuan untuk memotivasi anaknya. Namun hal ini sebenarnya seringkali justru memberikan dampak yang kurang baik terhadap anak.” kata Efika.

Baca juga :Orang tua, Inilah Waktu dan Alasan Tepat Tumbuhkan Kemandirian Anak

Bagaimana Orangtua Seharusnya Bersikap?

Sebagai orangtua, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendukung anak-anak tanpa harus membanding-bandingkan mereka.

Setiap anak adalah individu yang unik dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Mereka punya minat, bakat, dan kepribadian yang berbeda-beda, yang membuat mereka istimewa. Penting bagi orangtua untuk mengenali dan menghargai keunikan ini, memahami kalau tidak ada dua anak yang sama.

Perbandingan dengan orang lain bisa merusak rasa percaya diri dan menghambat perkembangan alami mereka.

Oleh karena itu, fokuslah pada potensi dan kekuatan anak Anda sendiri, bukan pada apa yang dicapai oleh anak lain.

Hargai perjalanan mereka dan dukung mereka untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri, bukan versi terbaik dari orang lain. Berikan dorongan yang positif dan bantu mereka mengembangkan kemampuan serta minat mereka.

Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih, Anda membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.

Dorong mereka untuk menetapkan dan mencapai tujuan pribadi mereka, sehingga mereka bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang sejati, sesuai dengan definisi dan impian mereka sendiri.

Punya target yang ingin dicapai

Setiap orang tentu memiliki target yang ingin dicapai dalam hidup. Terlebih untuk anak sendiri, orangtuamu pasti punya hal-hal yang ingin diraih oleh anaknya. Biasanya tak lepas dari kesuksesan, prestasi, pernikahan dan sebagainya.

Hal-hal tersebut memang wajar menjadi keinginan orangtua dan mereka ingin hal tersebut segera terwujud. Tetapi terkadang keinginan tersebut bisa membebani anak dan berakhir menjadi beban mental pada anak tanpa disadari.

Salah satu dari alasan di atas bisa jadi alasan orangtua agar anaknya sukses seperti orang lain. Ketimbang marah dan dendam, lebih baik kamu jadikan cambuk untuk berusaha menjadi yang terbaik, ya!

Baca Juga: 5 Tanda Orangtua yang Gemar Membandingkan Anak, Bikin Gak Nyaman!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Komunikasikan Perasaan Anda

Kalau perbandingan yang dilakukan orangtua Anda membuat Anda merasa tidak nyaman, penting untuk membicarakannya dengan mereka secara jujur.

Komunikasi yang terbuka bisa membantu mereka memahami perasaan Anda dan menyadari dampak negatif dari perbandingan tersebut.

Saat berbicara, sampaikan perasaan Anda dengan tenang dan jelas, jelaskan bagaimana perbandingan itu mempengaruhi motivasi dan kepercayaan diri Anda.

Sampaikan kalau Anda ingin didukung sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pribadi Anda. Jelaskan kalau setiap orang punya jalur hidup yang berbeda dan Anda punya impian serta tujuan yang ingin dicapai berdasarkan minat dan nilai-nilai Anda sendiri.

Dengan berbicara secara terbuka, Anda bisa membantu orangtua memahami perspektif Anda dan membangun dukungan yang lebih positif serta membangun hubungan yang lebih sehat dan mendukung.

Gunakan perbandingan sebagai motivasi untuk meningkatkan diri Anda, bukan sebagai alasan untuk merasa kurang.

Alih-alih merasa tertekan atau tidak cukup baik karena dibandingkan dengan orang lain, jadikan perbandingan tersebut sebagai pendorong untuk lebih berusaha dan mengembangkan kemampuan Anda.

Fokus pada aspek positif yang bisa Anda pelajari dari keberhasilan orang lain dan terapkan pembelajaran tersebut untuk mencapai tujuan Anda sendiri.

Tetapkan tujuan pribadi dan bekerja keras untuk mencapainya, tapi pastikan kalau tujuan tersebut adalah sesuatu yang Anda inginkan, bukan sekadar untuk memenuhi harapan orang lain. Menetapkan tujuan yang sesuai dengan minat dan nilai-nilai pribadi Anda akan membuat Anda lebih termotivasi dan bersemangat dalam mencapainya.

Dengan mengejar tujuan yang benar-benar Anda inginkan, Anda akan merasa lebih puas dan bahagia dengan pencapaian Anda, terlepas dari bagaimana pencapaian tersebut dibandingkan dengan orang lain.

Jangan Membiarkan Perbandingan Mendefinisikan Anda

Ingatlah kalau setiap orang punya jalur hidup yang berbeda. Apa yang dianggap sebagai kesuksesan oleh orangtua Anda mungkin bukanlah tujuan yang Anda inginkan.

Setiap individu punya impian, minat, dan nilai-nilai yang unik, sehingga penting untuk mengenali dan menghormati perbedaan tersebut.

Kesuksesan tidak selalu berarti hal yang sama bagi setiap orang; bagi sebagian orang, itu mungkin berarti karier yang cemerlang, sementara bagi yang lain, itu bisa berarti kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Fokuslah pada apa yang membuat Anda bahagia dan merasa terpenuhi. Tentukan tujuan hidup Anda berdasarkan apa yang benar-benar Anda inginkan, bukan sekadar untuk memenuhi harapan orang lain.

Dengan mengejar apa yang membuat Anda merasa bahagia dan puas, Anda akan lebih termotivasi dan lebih mungkin mencapai kesuksesan yang berarti bagi Anda.

Mengenali dan menghargai jalur hidup Anda sendiri akan membantu Anda menjalani kehidupan yang lebih otentik dan memuaskan.

Bagaimana Anak Harus Bersikap?

Sebagai anak yang sering dibandingkan, penting untuk mengembangkan sikap yang sehat dalam menghadapi situasi ini.

Fokus pada Dukungan Positif

Alih-alih membandingkan, berikan dukungan dan dorongan positif kepada anak-anak Anda.

Fokus pada usaha dan pencapaian mereka sendiri, sekecil apapun itu, dan akui setiap langkah maju yang mereka ambil.

Memberikan pujian dan pengakuan atas usaha mereka akan meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak, sehingga mereka merasa dihargai dan didukung dalam setiap upaya yang mereka lakukan.

Kenali usaha dan pencapaian anak Anda dan bantu mereka untuk terus berkembang dengan cara yang sehat.

Berikan bimbingan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan mereka, sambil menghargai proses dan usaha yang mereka lalui.

Dengan memberikan dukungan yang positif dan konstruktif, Anda membantu anak-anak membangun fondasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan yang sejati, sesuai dengan potensi dan impian mereka sendiri.